MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM
(IPI)
MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK
Dosen Pembimbing : Siti
Romlah . M.Pd.i
Disusun Oleh:
1. Wahyudi
2. Siti
Umniyah
3. Siti
Masruroh
4. Umi Arofah
Sekolah Tinggi Agama Islam
Pancawahana
STAIPANA BANGIL
Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370
Kata pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “MEMBENTUK KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Bangil, 26 oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….II
RINGKASAN ISI…………………………………………………………………..III
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
1.1 Latar
belakang……………………………………………..………………..1
1.2 Rumusan masalah……………………..…………………………………….3
1.3 Tujan……………………………………………………………...…………4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………..………………………5
2.1 Pengertian kepribadian……………………………………..………………5
1.1 Arti kepribadian………………………………………….……………..5
1.2 Peran pendidik
dalam membentuk kepribadian peserta didik………….7
1.3 Metode pembentukan
kepribadian peserta didik……………….………11
3.1Pengertian metode…………………………………………….……..11
3.2 Penerapan metode dalam pembentukan kepribadian………..………12
3.2.1 Metode
pendidikan agama islam membentuk kepribadian…...12
3.2.2 Metode
pendidikan umum dalam membentuk kepribadian..…17
BAB III PENUTUP………………………………………………………...………22
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..…………22
3.2 Saran-saran……………………………………………….…………………..23
3.3 Penutup………………………………………………...……………………24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………25
Ringkasan isi
Membentuk kepribadian peserta didik suatu system yang berupaya untuk
menanamkan nilai-nilai luhur, peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran, dan tindakan. Dalam membentuk
kepribadian peserta didik komponen pendidikan itu harus di libatkan yaitu
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengolahan mata
pelajaran, pengolahan tempat peserta itu berada, pelaksanaan aktivitas,
kegiatan ektrakurikuler, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiyaan dan ethos
kerja seluruh peserta didik yang berada dilingkungan tersebut.
Dalam membentuk kepribadian ini peran pendidik sangat berperan aktif,
dalam menentukan akan keberhasilan pembentukan kepribadian peserta didik
tersebut. Karena pendidik di tuntut untuk bisa mempengaruhi peserta didik,
mempengaruhi watak, menunjukkan keteladanan dan menjadi contoh yang terbaik
dalam kehidupan sehari-hari peserta didik itu sendiri. Contoh kecil yang dapat
kita ambil misalnya: “dosen berbicara atau menyampaikan materi, cara dosen
bertoleransi dean sebagainya. Tujuanya adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik itu
sendiri agar menjadi manusia yang berakhlaqul karimah, sesuai dengan tuntunan
Al-quran dan Al-hadits. Dan menjadi warga Negara yang ikut berpartisipasi untuk
menangulangi kebodohan serta menjadi warga masyarakat yang baik. Warga Negara
yang baik.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pembentukkan
kepribadian pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada
fenomena sosial yang berkembang yakni peningkatan kenakalan remaja dalam
masyarakat, seperti perkelahian missal, kasus dekadensi moral, kekerasan
pencabulan peserta didik si usia dini, kekerasan dalam rumah tangga yang
dilakukan orang tua kepada peserta didiknya sendiri dan lain sebagainya. Bahkan
di kota besar tertentu, lembaga pendidikan formal maupun informal sebagai suatu
wadah yang resmi untuk membentuk dan meningkatkat kepribadian peserta didik
yang unggul dan berkualitas di dalam dunia pendidikan. Dan inilah salah satu
tujuan diadakannya pembentukan kepribadian peserta didik baik dari jenjang
pendidikan yang terendah sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di tegaskan, bahwa pwndidikan
kepribadian kepribadian merupakan upaya-upaya yang di rancang dan dilakspeserta
didikan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai
prilaku manusia yang berhubungan dengan Allah swt. Nabi Muhammad saw. Diri
sendiri, sesame manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma norma agama, hokum,
tata karma, budaya, dan adat istiadat, yang mendudkung metode pembentukan
kepribadian yang tepat dalam pembinaan peserta didik secara alami
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat. Kebahagiaan hidup
manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung
pada pendidikan agama.Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran
agama Islam diikuti dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Zakiyah Daradjat juga mengemukakan bahwa pendidikan agama Islamadalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agarsenantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayatitujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan Islam sebagai pandanganhidup.
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami
bahwa pendidikan agama Islam diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi
sistem pengembangan pendidikan di Indonesia dan dapat membangun
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, membentuk kepribadian peserta didik sangat
penting untuk dilakspeserta didikan di sekolah.
Kepribadian adalah ciri atau kepribadianistik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga
pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir. Dalam hal ini Gregory berpendapat
bahwa:
Kepribadian adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan pola kelakuan
seseorang yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi
tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi,
tanggapan terhadap kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari dalam dalam
berinteraksi dengan orang lain
Dari uraian di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa kepribadianistik
kepribadian adalah ciri-ciri perilaku psikofisik atau rohani-jasmani yang
kompleks dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang khas.
Demikian pula halnya dengan guru sebagai individu, memiliki sejumlah ciri-ciri
sifat yang khas.
B.
Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan
masalah yang dibahas antara lain:
1.
apa arti kepribadian
bagi peserta didik ?
2.
apa peran pendidik
dalam pembentukan kepribadian ?
3.
apa metode-metode
untuk membentuk kepribadian peserta didik ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan pembahasan yang akan dicapai dalam makalah ini antara lain:
1.
Mahasiswa dapat memahami arti kepribadian
secara luas.
2.
Mahasiswa dapat memahami peran pendidik dalam
membentuk kepribadian peserta didiknya.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui metode-metode yang
dapat dilakukan dalam membentuk kepribadian peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepribadian
1.
arti kepribadian
Seseorang
dosen atau pendidik dalam menyampaikan sebuah materi tidak terlepas dari untuk
menterjemahkan secara menyeluruh isi
dari penyampaian yang dia sampaikan kepada peserta didiknya. Untuk itu
diperlukan kekuatan dan pengetahuan yang luas agas peserta didik itu dapat
memahami betul atas apa yang di sampaikan kepada peserta didiknya.
Adapun
definisi kepribadian menurut bebrapa pendapat yaitu:
a.
Definisi kepribadian berdasarkan kamus besar
bahasa Indonesia yaitu:
“sifat hakiki
yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dari
orang atau bangsa lainnya”
b.
Smenurut Wikipedia.org.
“keseluruhan
cara seseorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain dan
kepribadian di diskripsikan dalam istilah sifat yang bias di ukur yang di
tunjukkan seseorang.
c.
Kepribadian menurut psikolog Gordon allport.
“kepribadian
sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu
struktur dan sekaligus proses, jadi kepribadian merupakan sesuatu yang dapat
berubah” secara eksplisit alport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh
dan mengalami perubahan.
d.
Kepribadian menurut psikolog islam Muhammad
zainul umam.
“prilaku
manusia baik sebagai makhluk individu
maupun makhluk social yang normanya diturunkan dari ajaran islam,
bersumber dari Al-qur’an dan As-sunnah. Dari kedua sumber tersebut para pakar
berusaha melakukan ijtihad untuk mengungkapkan bentuk-bentuk kepribadian
menurut ajaran islam, agar bentuk-bentuk tersebut dapat di terapkan oleh pemeluknya.
e.
Menurut
Jalaluddin pembentukan kepribadian muslim.
“sebagai individu pada dasarnya adalah; “
pembentukan pribadi yang diarahkan pada pembentukan pandangan hidup yang
mantap yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.
Dari
pendapat-pendapat diatas bahwa kwpribadian itu adalah bawaan hati, jiwa
kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempremen, dan
watak seseorang. Kepribadian ini memfokuskan dan menandai pengapliasian
nilai-nilai kebaikan maupun nilai-nilai yang buruk/jelek.
Peserta didik
yang memilik kepribadian mulia memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya,
yang di tandai dengan nilai-nilai positif dan mulia dan selalu berusaha untuk
melakukan hal-hal yang terbaik baik terhadap Allah SWT. Dirinya, terhadap
lingkungan bangsa, dan Negara bahkan terhadap Negara international pada umumnya.
Dengan mengoftimalkan potensi dirinya dan dengan di dasari kesadaran, emosi,
dan motivasi.
Sedangkan
peserta didik yang memiliki kepribadian yang buruk/jelek sebaliknya dari
kepribadian yang mulia tersebut. Dengan demikian kepribadian ini dapat
merugikan peserta didik itu sendiri. Baik kerugian di dunia maupun akhirat.
2.
Peran pendidik dalam membentuk kepribadian
peserta didik.
Membangun
peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan
kepribadian manusia yang unggul deri sisi intelektual, spiritual, emosional dan
fisikal yang di landasi oleh fitrah kemanusian itu sendiri, fitrah adalah titik
tolak kemulian menusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau pun
proses pendidikan yang pernah dia tempuh.
Dalam konteks
pembagunan sector pendidian, pendidik merupakan pemegang sentral dalam proses
pembentukan kepribadian peserta didik itu dan upaya untuk meningkat
frofesionalisme pendidik adalah suatu keharusan. Pendidik harus mendapatkan
program-program atau mengikuti pelatihan-pelatihan sacra tersistem agar tetap
memiliki frofesionalisme yang tinggi dan siap melakukan inovasi, pendidik juga
harus mendapatkan reward(tanda jasa), penghargaan dan tanda jasa nya, sehingga
sehingga setiap inovasi dan pembaharuan salam bidang pendidikan dapat diterima
dan di jalani dengan baik. Dan disinilah dampak dari ilmu yang dimiliki oleh
pendidik itu dapat tersalurkan kepada peserta didiknya. Dan disinilah peserta
didik kepribadian peserta didik itu memiliki kualitas ketika menyajikan
bahan-bahan kepada subyek didik. Dan kualitas pendidik dapat diukur dari segi
moralitas, kebijaksanaan, kesabaran, menguasai bahan pembelajaran, dan
mengetahui akan situasi yang para eserta didik nya. Sejumlah faktor-faktor itu
membuat dirinya mampu menghadapi masalah-masalah sulit, tidak mudah frustasi,
defresi atau stress secara positif dan tidak destruktif.
Sebagai
seorang pendidik harus frofesional dan harus memiliki panutan dan contoh dalam
kehidupannya sehari-hari, yang kemudian baru bisa mengantarkan peserta didiknya
menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang tumbuh di ingkungan pendidikan,
serta optimal dengan apa yang di kemukakannya.
Salah satu
situs yaitu dunia pendidikan blogspot.com mengemukakan, Pendidik itu harus
memiliki sepuluh sikap yang dapat mengarahkan peserta didik menjadi seorang
individu yang baik, yaitu:
1.ketulusan
Yaitu sikap yang membuat seseorang
merasa nyaman dan dihargai. Dengan sikap ini seseorang individu akan mampu membangun
hubungan yang baik dengan orang di sekitarnya sehingga mampu menciptakan
hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. rendah
hati
Yaitu sikap yang mampu mengakui
kelemahan diri sendiri dan kelebihan dari orang lain.
3.
kesetiaan
Yaitu sikap yang tidak mudah berpaling
dari orang lain dan setia
4.
bersikap positif
Bersikap positif yaitu selalu memiliki
sifat yang positif dan tidak mudah berpikir negatif terhadap perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang.
5.
keceriaan
Yaitu orang yang menampilkan dirinya
dengan ekspressi wajah yang menyenangkan dan bersahabat
6.
bertanggung jawab
Yaitu menjadikan individu siswa mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik dan mampu mengakui kesalahan apabila ditemui
kesalahan dalam pekerjaannya.
7. kepercayaan
diri
Yaitu sifat di dalam diri individu yang
mampu menerima dirinya sendiri dengan keadaan dirinya apaun kondisi yang
dialaminya.
8.
kebesaran jiwa
Yaitu sifat di dalam diri individu yang
mampu memaafkan dirinya sendiri . diri orang lain , dan meminta maaf atas
kesalahannya kepada orang lain.
9. easy
going
Yaitu sifat manusia yang berusaha
melupakan kesalahan yang telah dilakukan oleh orang lain , berusaha mengecilkan
masalah besar yang dialaminya , dan berusaha melupakan kesalahan-kesalahan kecil
orang lain.
10.
empati
Yaitu sifat keinginan untuk menolong
orang lain dan mampu membantu orang lain yang sedang mengalami permasalahan
Untuk membentuk
kepribadian yang sehat pada diri siswa guru pembimbing/konselor dapat
memaksimalkan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Bidang pribadi dan
sosial. Dua bidang ini harus dimaksimalkan karena kepribadian yang sehat
mempengaruhi penampilan dan kehidupan pribadi seorang individu dan juga
mempengaruhi cara individu tersebut berinteraksi dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan
di lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan pribadi dan sosial sebagai guru
pembimbing/konselor saya akan berusaha membentuk kesepuluh sifat tersebut ke
dalam kepribadian peserta
didik.
Dalam
kepribadian pendidik penting sekali di kembangkan nilai-nilai etika dan
estetika inti seperti kepedulian, kejujuran, tangung jawab dan rasa hormat
terhadap diri dan ornag lain bersama dengan nilai-nilai kinerja pendukungnya
seperti ketekunan, thos kerja yang tinggi, dan kegigihan sebaga basis kepribadian
yang bai. Nilai yang dimaksud serta mendefinidikannya dalam bentuk prilaku yang
dapat diamati dalam kehidupan sekolah sehari-hari. Yang terpenting adalah semua
komponen lingkungan pendidian bertanggung jawab terhadap standar-standar
prilaku yang konsisten yang sesuai dengan nilai-nilai inti.
Seseorang
dapat dikatakan berkepribadian jika telah berhasi menyerap nilai dan keyakinan
yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam
hidupnya. Demikian juga seseorang pendidik dikatakan berkepribadian, jika
memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi dengan hakikat dan tujuan pendidik
serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik. Dengan demikian pendidik yang berkepribadian, berarti talah memiliki
kepribadian yang telah di tinjau dari titik tolak etis atau morl, seperti sifat
kejujuran, amanah, keteladanan, ataupun sifat-sifat lain yang harus yang harus melekat pada diri pendidik.
Pendidik yang berkepribadian kuat tida hanya memiliki kemampuan mengajar dalam
arti sempit (transfer engetahuan ilmu) melainkan juga harus memiliki kemampuan
mendidik dalam arti luas (keteladanan sehari-hari).
3.
Metode pembentukan kepribadian
peserta didik.
A. Pengertian
metode
Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di
kenal dengan istilah thoriqoh
yang
berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pekerjaan atau pendidikan,
maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan
kepribadian agar peserta didik
menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. (Usman,2004).
Sedangkan
secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
Ø
Hasan
Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Ø Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa
metode adalah caracara yang
praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
Ø Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode
mengajar adalah cara yang penting
tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di
simpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang
digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam silabi mata pelajaran. (Arief, Armai. 2002).
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode
merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu
mempunyai fungsi ganda,
yaitu bersifat polipragmatis
dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana
metode mengandung kegunaan
yang serba ganda (multipurpose), misalnya
suatu metode tertentu pada suatu
situasi kondisi tertentu dapat digunakan
untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai atau pada corak,
bentuk, dan kemampuan metode sebagai
alat. sedangakan monopragmatis, bilamana metode mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Seangkan
Metode pembelajaran yaitu suatu cara
penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah
menentukan berhasil tidaknya
suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu,
metode harus sesuai dan selaras
dengan kepribadianistik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan
antara lain: tujuan, kepribadianistik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana.
(Usman,2004).
B. Penerapan metode dalam pembentukan kepribadian
Metode untuk membentuk kepribadian banyak
sekali kita jumpai dalam buku-buku dan majalah atau media social dan media
cetak. Maka dari itu kami hanya
menggunakan dua metode yaitu metode pembentukan kepribadian berdasarkan
agama islam dan metode pendidikan umum. Yang pada hakikatnya sama, yaitu bertekad
untuk saling membentuk kepribadian berdasarkan corak kepribadian metode-metode
tersebut.
1. Metode pendidikan agama islam membentuk
kepribadian.
Kepercayaan akan adanya fitrah yang baik pada
diri manusia akan mempengaruhi implikasi-implikasi penerapan metod yang
seharusnya di terapkan dalam proses belajar mengajar. dalam pendidikan agama
islam metode yang di terapkan dan digunakan untuk membentuk kepribadian menurut
an-nahlawy metode untuk pembentukan kepribadian dan menanamkan keimanan, yaitu:
a. Metode perumpamaan.
Yaitu metode
dengan penyajiannya mengangkat perumpamaan yang ada dalam al-quran.
b. Metode keteladanan.
Memberikan teladan dan contoh yang baik kepada
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah Saw. Bersabda:
حدثنا
عبد الله ابن يوسف قال اخبرنا مالك عن عمر ابن عبدالله ابن الزبير عن عمر ابن سليم
الزرقي عن ابي قتادة الانصاري ان رسول الله صلي الله عليه وسلم كان يصلي وهو حامل
امامة بنت زينب بنت رسول الله صلي الله عليه وسلم لابي العاص بن ربيعة بن عبد سمش
فاذا سجد وضعها واذا قام حملها
Artinya’’ Hadits dari Abdullah ibn Yusuf, katanya
Malik memberitakan pada kami dari Amir ibn Abdullah ibn Zabair dari ‘Amar ibn
Sulmi az-Zarâqi dari Abi Qatadah al-Anshâri, bahwa Rasulullah saw. salat sambil
membawa Umâmah binti Zainab binti Rasulullah saw. dari (pernikahannya) dengan
Abu al-Ash ibn Rabi’ah ibn Abdu Syams. Bila sujud, beliau menaruhnya dan bila
berdiri beliau menggendongnya
(Abu
Abdullah bin Muhammad Ismâil Al Bukhâri,. Al-Jâmi’ Al-Shahĩh Al-Mukhtasar)
c. Metode ibrah dan mau’izah
Ibrah adalah peyajian bahan pembelajaran yang
bertujuan melatih daya nalar pembelajar
dalam menangkap makna terselubung dari sesuatu pernyataan suatu kondisi psikis
yang menyampaikan manusia pada kepada intisari sesuatu yang di saksikan. Metode
ini menggunakan nalar. Sedangkan mau’izah adalah pemberian motivasi dengan
menggunakan keuntungan dan kerugian dalam melakukan perbuatan.
d. Metode hiwar quran/kitabi.
Dalam al-Quran banyak ditemui kisah
menceritakan kejadian masa lalu, kisah mempunyai daya tarik tersendiri yang
tujuannnya mendidik akhlak, kisah-kisah para Nabi dan Rasul sebagai pelajaran
berharga. Termasuk kisah umat yang inkar kepada Allah beserta akibatnya, kisah
tentang orang taat dan balasan yang diterimanya. Abdurrahman an-Nahlawi
mengatakan kisah mengandung aspek pendidikan yaitu dapat mengaktifkan dan
membangkitkan kesadaran pembacanya, membina perasaan ketuhanan dengan cara
mempengaruhi emosi, mengarahkan emosi, mengikutsertakan psikis yang membawa
pembaca larut dalam setting emosional cerita, topic cerita memuaskan pikiran.
Metode pembentukan kepribadian melalui kisah akan memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk berfikir, merasakan, merenungi kisah tersebut, sehingga
seolah ia ikut berperan dalam kisah tersebut. Adanya keterkaitan emosi peserta
didik terhadap kisah akan memberi peluang bagi peserta didik untuk meniru
tokoh-tokoh berakhlak baik, dan berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh berakhlak
buruk. Cerita mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri dalam menarik
simpati peserta didik, perasaannya aktif, hal ini memberi gambaran bahwa cerita
disenangi orang, cerita dalam al-Quran bukan hanya sekedar memberi hiburan,
tetapi untuk direnungi, karena cerita dalam al-Quran memberi pengajaran kepada
manusia. Dapat dipahami bahwa cerita dapat melunakkan hati dan jiwa peserta
didik didik, cerita tidak hanya sekedar menghibur tetapi dapat juga menjadi
nasehat, memberi pengaruh terhadap akhlak dan perilaku peserta didik, dan
terakhir kisah / cerita merupakan sarana ampuh dalam pendidikan, terutama dalam
pembentukan kepribadian peserta didik
e. Metode Pembiasaan
Dalam istilah
psikologi pendidikan dikenal dengan istilah operan conditioning. Peserta didik
diajarkan untuk membiasakan berperilaku terpuji, giat belajar, bekerja keras,
bertanggung jawab atas setiap tugas yang telah diberikan. Sholat dilakukan 5
kali sehari semalam ialah membiasakan umat manusia untuk hidup bersih dengan
simbol wudlu, disiplin waktu dengan ditandai azan disetiap waktu sholat.
Bertanggung jawab dengan simbol pengakuan di dalam bacaan do’a iftitah
”Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah”. Do’a ini
memberikan isyarat berupa tanggung jawab atas anugrah yang telah Allah berikan.
Pada saat
rukuk dan sujud umat muslim diajarkan untuk bersikap rendah hati. Sikap rendah
hati inilah merupakan awal kemuliaan seseorang. Di dalam hadis qudsi Allah
berfirman “ tidaklah Aku menerima sholat orang, Aku menerima sholat dari orang
yang merendah demi ketinggianku, berkhusyuk demi keagunganku, mencegah nafsunya
demi laranganku, melewatkan siang dan malam dalam mengingatku, tidak
terus-menerus dalam pembangkangan terhadapku, tidak bersikap angkuh terhadapKu,
dan selalu mengasihani kepada yang lemah dan menghibur orang miskin dem
keridloanKu. Bila ia memanggilKu, aku akan memberinya. Bila ia bersumpah dengan
dengan namaKu, Aku akan membuatnya mampu
memenuhinya. Akan aku jaga ia dengan kekuatanKu dan kubanggakan dia diantara
malaikatKu. Seandainya aku bagi-bagikan nurnya untuk seluruh penghuni bumi,
niscaya akan cukup bagi mereka. Perumpaannya seperti surga firdaus, bebuahannya
tidak akan rusak dan kenikmatannya tidak akan sirna”. (H.R. MUSLIM)
Dari matan
hadis ini dapat dipahami bahwa, pelaksanaan salat tidak hanya sekedar
melakspeserta didikan kewajiban pada waktu-waktu salat, melainkan tetap memaknai salat
sepanjang aktivitas sehari-hari.
Imam
fachrurrazi menjelaskan kata shalatihim daaimuun ialah orang-orang yang menjaga
salat dengan menunaikannya di waktunya masing-masing dan memperhatikan hal-hal
yang terkait dengan kesempatan salat. Hal-hal tersebut baik yang dilakukan
sebelum salat dan setelah salat.
Metode
pembiasaan ini perlu diterapkan oleh pendidik dalam proses pembentukan
kepribadian. Bila seorang peserta didik telah terbiasa denga sifat-sifat
terpuji, impuls-impuls positif menuju neokortek lalu tersimpan dalam system
limbic otak sehingga aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik tercover
secara positif. Untuk itu pihak penyelenggara sekolah sepantasnya menyediakan
ruangan salat berjama’ah, minimal zuhur dan asar karena kedua waktu salat ini
masih dalam waktu pembelajan, atau salat dluha. Peserta didik beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya. Pada saat shalat berjama’ah mereka dapat belajar
bagaimana berkata yang baik, bersikap sopan dan santun, menghargai saudaranya
sesama muslim, dan terfjalinnya tali persaudaraan. Bila suasana seperti ini
telah dibiasakan mereka lakukan kemungkinan tidak akan gagap menghadapi
persoalan kehidupan di masyarakat. Bahkan mereka dapat menjadi tauladan bagi
masyarakatnya.
F. Metode
Targib dan tarhib
Metode ini
dalam teori metode belajar modern dikenal dengan reward dan funisment. Yaitu
suatu metode di mana hadiah dan hukuman menjadi konsekuensi dari aktitas
belajar peserta didik. Bila peserta didik dapat mencerminkan sikap yang baik
maka ia berhak mendapatkan hadiah dan sebaliknya mendapatkan hukuman ketika ia
tidak dapat dengan baik menjalankan tugasnya sebagai peserta didik. Begitu pula
halnya salat, saat seorang melakukan salat denganbaik dan mampu ia
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari maka ia mendapatkan kebaikan baik
dari Allah dan masyarakat sebagaimana yang telah dijelaskan dimuka hadis
riwayat muslim “surga firdaus untuk orang-orang yang dapat mengamalkan salat
dengan baik dan benar”. Sebaliknya bagi
mereka yang melalaikan dan tidak melakspeserta didikan salat neraka weil dan
saqor baginya. Metode reward dan funisment ini menjadi motivasi eksternal bagi
peserta didik dalam prosees belajar. Sebab, khususnya peserta didik-peserta
didik dan remaja awal ketika disuguhkan hadiah untuk yang dapat belajar dengan
baik dan ancaman bagi mereka yang tidak disiplin, mayoritas peserta didik
termotivasi belajar dan bersikap disiplin. Hal ini bisa terjadi karena secara
psikologi manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan mendapatkan
balasan dari perbuatan baiknya. (ditulis oleh Drs. Mansur di salah satu situs
internet, pentingnya kepribadian pendidikan agama untuk peserta didik).
2. Metode
Pendidikan umum membentuk kepribadian.
1. Memberikan
materi di dalam kelas
Yaitu dalam
menjalankan program bimbingan dan konseling dalam format klasikal maka
penyampaian materi dilakukan di dalam kelas. Penyampaian materi yang dilakukan
oleh pendidik di dalam kelas. Pendidik dapat menyampaikan materi mengenai
penanaman kepribadian yang sehat di dalam kelas. Penyampaian materi yang
dilakukan oleh pendidik di dalam kelas berkisar pada pengertian pribadi yang
baik, sifat-sifat yang menunjang pembentukan pribadi yang baik, cara membentuk
pribadi yang baik dan segala hal yang berkenaan dengan pembentukan pribadi yang
baik.
Dalam penyampaian materi tentang pribadi yang
baik di dalam kelas pendidik dapat menggunakan sarana penunjang seperti laptop,
kaset, tv, dan radio untuk menampilkan tayangan-tayangan dan suara-suara
motivasi dari tokoh-tokoh motivasi untuk membentuk arah kepribadian peserta
didik menjadi lebih baik. Sebab dalam penyampaian materi tentang pembentukan
kepribadian peserta didik di dalam kelas akan lebih efektif jika disertai
dengan pemberian contoh-contoh yang dibuat menarik, sehingga menarik perhatiann
peserta didik untuk menyimak penjelasan tersebut. Sehingga peserta didik dapat
termotivasi untuk membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Melakukan
Kegiatan Bimbingan Kelompok
Kegiatan
bimbingan kelompok dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengarahkan peserta
didiknya memiliki kepribadian yang sehat. Kegiatan bimbingan kelompok dapat
dilakukan di dalam ruangan pendidik maupun di luaar ruangan sesuai dengan
keinginan peserta didik. Dalam kegiatan bimbingan kelompok ini penyampaiannya
materi tentang pembentukan kepribadian sama dengan yang ada di dalam kelas,
namun dalam kegiatan bimbingan kelompok ini materi yang disampaikan akan lebih mendetail dari
penjelasan di dalam kelas sebab waktu yang dimiliki oleh pendidik lebih luas
dalam menyampaikan materi tentang pembentukan kepribradian peserta didik.
Penyampaian
lebih maksimal karena peserta didik yang mengikuti bimbingan lebih sedikit dari
saat di dalam kelas. Kegiatan bimbingan kelompok dapat membuat peserta didik
lebih memahami materi yang disampaikan sehingga peserta didik lebih termotivasi
untuk membentuk kepribadiannya menjadi
lebih baik dan menjadi lebih sehat.
3. melakukan
kolaborasi dengan pendidik mata pelajaran
Dalam upaya
membentuk pribadi yang sehat pada peserta didik tidak hanya mutlak tugas
pendidik di sekolah tetapi juga tugas seluruh komponen yang ada disekolah.
Kerja sama ini dapat berbentuk pemberian materi tentang pembentukan kepribadian
yang sehat kepada pendidik mata pelajaran di kelas, kemudian pendidik mata
pelajaran menyampaikan nasehat-nasehat tentang kepribadian yang baik sehingga
peserta didik mendengar nasehat pembentukan kepribadian yang baik tidak hanya
dari pendidik, namun juga datang dari pendidik mata pelajaran sehingga peserta
didik merasa lebih termotivasi untuk mampu memiliki kepribadian yang sehat
karena dorongan yang datang tidak hanya
dari pendidik saja, tetapi juga datang dari pendidik mata pelajaran yang
biasanya sangat disegani oleh peserta didik yang ada di sekolah.
4. mengadakan
kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik di Sekolah
Untuk
memberikankepribadian yang baik kepada peserta didik, seorang pendidik bisa
mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik yang ada di sekolah. Kegiatan
pembinaan bisa dilakukan melalui kegiatan belajar dengan melibatkan pendidik
mata pelajaran, melalui kegiatan ceramah keagamaan dari tokoh-tokoh agama untuk
menanamkan nilai-nilai keagamaan agar peserta didik memiliki kepribadian yang
sehat berlandaskan ajaran agama. Mengadakan acara seminar tentang kepribadian
yang melibatkan beberapa ahli psikolog. Mengadakan lomba-lomba di sekolah yang
melibatkan kerja sama antar peserta didik sehingga dalam kerja sama peserta
didik tersebut tercipta kepribadian yang baik pada diri peserta didik yang
dihasilkan dari proses kerja sama antar pendidik.
5.
mengoptimalkan Proses Konseling Perorangan
Untuk
membentuk kepribadian yang sehat pada diri peserta didik, pendidik dapat
mengoptimalkan proses konseling perorangan. Sebab dalam proses konseling
perorangan seorang individu sangat membutuhkan bantuan dari pendidik untuk
mengatasi masalah sehingga peserta didik yang sedang dalam proses konseling
perorangan, dapat diarahkan oleh pendidik untuk memperbaiki kepribadian yang
dimiliki oleh oleh peserta didik.
Masalah-masalah yang timbul pada diri seorang
individu dalam proses konseling perorangan berasal dari kepribadiaanya yang
kurang sehat. Sehingga dalam proses konseling perorangan ini pendidik
mengoptimalkan pembentukan pribadi yang sehat pada klien. Pembentukan pribadi
yang sehat ini sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami
klien. Setelah masalahnya teratasi dalam proses konseling melalui pembentukan
kepribadian yang sehat maka pendidik harus mampu memelihara kepribadian yang
lebih sehat pada klien.
6. Mengadakan
Kegiatan Outbound
Salah satu
saran adalam pembentukan kepribadian yang sehat yaitu melalui kegiatan
outbound. Dalam kegiatan di alam lepas ini peserta didik akan dilatih bagaimana
bekerja sama dengan dalam kelompok untuk memenangkan suatu permainan atau tantangan. Dalam usaha itu
peserta didik akan melatih penyesuaian dirinya
dengan anggota kelompoknya untuk memenangkan games.
Dalam
penyesuaian tersebut seorang peserta didik harus mengurangi ego pribadinya
sehingga ia terlatih untuk mampu bertoleransi dengan pikiran-pikiran lain dari
teman-temannya, mampu menerima keputusan-keputusan yang dihasilkan di dalam
kelompok, sekaligus mampu menerapkan keputusan yang diambil. Proses kerja sama
dalam kegiatan outbound ini mampu menjadi salah satu sarana menghasikan peserta
didik dengan kepribadian yang sehat.
7. Menciptakan
kegiatan perlombaan Perlombaan antar peserta didik.
Pembentukan
kepribadian yang sehat dapat dilakukan melalui adannya kompetisi diantara
peserta didik. Kompetesi tersebut harus dilakukan secara sehat, terbuka, dan
adil sehingga menimbulkan kepuasan bagi peserta didik yang mengikutinya.
Pendidik dapat bekerja sama dengan pihak Osis untuk mengadakan perlombaan baik
secara individu seperti olimpiade ilmiah, karya tulis ilmiah, pemilihan peserta
didik teladan dan juga melakukan kegiatan perlombaan secara kelompok seperti
lomba kebersihan kelas, olah raga, dan mading kelas.
Persaingan dalam perlombaan ini mampu
menjadikan peserta didik sebagai individu yang mampu menerima kekalahan yang
dialaminya dan apabila menang peserta didik tersebut mampu mengendalikan diri
untuk tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi kemenangannya. Berdasarkan hal
ini maka perlombaan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk membentuk
kepribadian yang sehat pada peserta didik.
8. Melakukan Kunjungan Rumah
Salah satu
cara untuk membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik, pendidik dapat
melakukan kunjungan rumah. Kunjungan rumah dilakukan untuk melihat bagaimana
kepribadian peserta didik di rumah dan juga memperoleh informasi dari orang tua
peserta didik mengenai bagaimana kepribadian peserta didik mereka dirumah. Dari
hasil kunjungan rumah ini pendidik dapat mengetahui bagaimana kepribadian peserta
didik, sehingga lebih efektif dan kegiatan yang dilakukan dapat tepat sasaran
dan langsung mengena sasaran pembentukan kepribadian peserta didik. Dapat pula
dilihat bagaimana pola interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga pola
interaksi yang kurang baik dapat diperbaiki dan kepribadian peserta didik dapat
dibina untuk menjadi yang lebaih baik.
9. meningkatkan kesadaran beragama kepada
peserta didik
Cara yang
paling utama dalam membentuk kepribadian yang sehat pada peserta didik adalah
meningkatkan kesadaran peserta didik dalam menjalankan ajaran agama mulai dari
ibadah, menjauhi hal-hal yang dilarang dalam agama, menjalankan
kewajiban-kewajiban dalam agama, dan mengajak peserta didik untuk berpikir
tentang Kekuasaan tuhan terhadap alam semesta. Melalui pengamalan ajaran agama
peserta didik diarahkan untuk memiliki ketenangan hati dan pikiran karena telah
merasa dekat dengan Tuhan melalui ajaran yang telah dianutnya. Setelah mendapat ketenangan dalam hati maka
pembentukan kepribadian yang lebih sehat akan menjadi lebih mudah dan
kepribadian yang terbentuk dapat terpelihara dengan baik.
10. mengajak
peserta didik selalu bersifat positif
Cara yang
ditempuh untuk membentuk kepribadian yang sehat yaitu mengajak peserta didik
selalu bersifat positif dengan memiliki:
a.
Kontol diri yaitu : kemampuan untuk
mengontrol apa yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri dan merenungkan pengalaman-pengalaman yang
dialami untuk kemajuan berfikir di masa depan.
b.
Komitmen yaitu : kemantapan hati untuk
memiliki untuk tetap berusaha mendapatkan sesuatu yang diinginkan, sehingga
seorang individu menjadi tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan yang
dialaminya sekaligus tegar dalam menjalani permasalahan yang dialaminya.
c.
Tantangan yaitu : keberanian dalam menghadapi
segala hambatan segala hambatan yang dialami dengan selalu diiringi dengan rasa
penerimaan dan rasa syukur terhadap anugrah Tuhan, baik berupa hal positif
maupun hal negatif seperti tantangan.
Sepuluh cara
ini merupakan sarana bagi pendidik untuk membentuk kepribadian yang sehat pada
peserta didik
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
Dari beberapa
uraian yang telah penulis uraikan di atas dapat penulis simpulkan :
Untuk membentuk karakter peserta didik yang
baik dan benar, harus sesuai dengan keadaan dan situasi di mana berlakunya
pembentukan karakter tersebut.
1.
Kepribadian adalah
ciri atau kepribadianistik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang
bersumber dari bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga
pada masa kecil dan juga bawaan sejak lahir
2.
Peran pendidik sangat
di perlukan dalam membentuk karakter peserta didiknya dan harus memiliki:
ketulusan, rendah hati, kesetiaan, bersikap positif, keceriaan, bertanggung
jawab, kepercayaan diri, kebesaran jiwa, easy going, empati.
3.
Metode untuk membentuk
karakter peserta didik itu di perlukan dua metode yaitu: metode pendidikan
agama islam dan metode umum yang bersifat positif.
4. Metode agama islam menurut an-nahlawy
itu meliputi: metode perumpamaan, metode keteladanan, metode ibrah dan
mau’izah, metode hiwar qur’ani/kitabi, metode pembiasaan, metode Targib
dan tarhib. Sedangkan metode umumnya yaitu: Memberikan materi di dalam kelas,
Melakukan Kegiatan Bimbingan Kelompok, melakukan kolaborasi dengan pendidik
mata pelajaran, mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian peserta didik di
Sekolah, mengoptimalkan Proses Konseling Perorangan, Mengadakan Kegiatan
Outbound, Menciptakan kegiatan perlombaan Perlombaan antar peserta didik,
Melakukan Kunjungan Rumah, meningkatkan kesadaran beragama kepada peserta didik,
mengajak peserta didik selalu bersifat positif
B.
saran-saran
Merupakan
salah satu keharusan bagi seorang pendidikan yaitu memiliki metode di dalam
mengajarkan ilmunya terutama di dalam pendidikan islam hal ini di karenakan metode merupakan salah satu
hal yang sangat memiliki peran penting dalam rangka mensukseskan proses belajar
mengajar dalam pendidikan islam. Dan tak luput dari
dua sumber ajaran islam yaitu Al-quran dan Al-hadits.
C.
Penutup
Dengan selesainya makalah ini, penulis tak lupa memanjatkan puji dan syukur
kepada Allah SWT karena hanya dengan pertolongan darinyalah penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah yang telah
penulis selesaikan ini diberikan kemanfaatan sehingga mendapat nilai pahala.
Akan tetapi dengan selesainya makalah ini pula tentunya banyak sekali
kekurangan yang dapat terlihan dan nampak pada makalah ini karena semua hal
yang telah sempurna pasti akan nampaklah kekurangannya Oleh karena itu penulis
sangat berharap khususnya kepada pembimbing dan kepada semua pmbaca untuk
memberiakan kritik dan saran, sehingga makalah ini mendapatkan penambahan yang
nantinya dapat menuai hasil yang sempurna, karena penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan di dalamnya.
Penulis berharap dengan perantaraan makalah ini akan memberikan manfaat
bagi penulis sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, dengan
mengaflikasikan isi dari makalah ini dalam mengemangkan mutu pendidikan islam
di Indonesia
Daftar pustaka
Abd. Majid dkk, Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130
http:/dunia-pendidikan .blogspot._pendidikan-from-bengkulu.html
http://renopendidikankonselor.blogspot.com/2013/04/cara-membentuk-kepribadian-sehat.html
Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 130
Terimakasih Telah Membaca Artikel Ini
Semoga Bermanfaat!!
Budayakanlah Berkomentar Untuk Kemajuan Blog Ini.
Semoga Bermanfaat!!
Budayakanlah Berkomentar Untuk Kemajuan Blog Ini.
0 komentar:
Posting Komentar