MAKALAH STUDI AL-HADITS
“NUDZULUL QUR’AN”
Dosen Pembimbing : Muhammad Sulaiman Mpd.I
Disusun Oleh: Wahyudi
Sekolah Tinggi Agama Islam
Pancawahana
STAIPANA BANGIL
Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan
puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
NUZULUL QURAN. Salawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang semilir keimanan.
Tujuan penulisan makalah
ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji dan memperdalam
pengetahuan kita tentang kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman umat manusia
selama ini. Disini kami dari kelompok Satu akan membahas tentang Nuzulul Qur’an
yaitu peristiwa turunya Al-Qur’an.
Meskipun demikian kami
mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran dari
para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya,
jikalau di dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal
dari Allah Subhanahu Wata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan
dan ketidak smpurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami
sendiri.
Akhirnya, kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Muhammad Sulaiman MPd.I. yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan tersebut
mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin.
Bangil, 23 januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..i
DAFTAR ISI……….……………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………...…………………………….…..1
B. Rumusan Masalah………...………………………………………..2
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….4
A. Pengertian Alquran……………..………..…………………………4
B. Fenomena Wahyu…..……………..……………………………….4
C. Pengertian Nudzulul Quran…..……………………………………..8
D. Periodeisasi Turunya Al-Quran……………………………………..12
E. Hikmah Diturunkannya Alquran Secara
Berangsur-Angsur…….….12
BAB III PENUTUPAN…………………………………………………….14
A. Kesimpulan…………………………………………………………..14
B. Penutup……………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari
ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya
adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan pada
masa khulafaur Rasyidin. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat
mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab
suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang
harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan
didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum
muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah
berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak nabu Muhammad
SAW masih berada di makah dan belum berhijrah ke madinah hingga saat ini.
Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an
diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain,
bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal
tersebut. Munculnya pertanyaan-pertanyaan serupa itu wajar saja karena ada dua
macam ayat yang membicarakan tentang turunnya Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut
terdapat dalam surat Al-Qadar ayat 1, dan surat Ad-Dhukan ayat 3. Masing-maisng
ayat tersebut berbunyi:
Artinya:
“Sungguh talah kami turunkan Al-Qur’an di malam Lailatul Qodar”
Ayat yang pertama sering diperingati oleh umat islam pada tanggal 17
Ramadhan. Ayat kedua diyakini oleh mayoritas umat islam adalah malam-malam
ganjil pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.
B.
Rumusan Masalah.
1. Apakah pengertian
Al-Qur’an itu?
2. Bagaimana
hubungannya dengan fenomena wahyu?
3. Apakah pengertian Nuzulul Quran ?
4. Kapan
berlangsungnya proses penurunan Al-Qur’an?
5. Apakah hikmah
diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian al-quran
2. Mengetahui
hubungannya dengan fenomena wahyu?
3. Mengetahui pengertian nuzulul quran ?
4. Mengetahui kapan
berlangsungnya proses penurunan al-qur’an?
5 Mengetahui hikmah diturunkannya al-qur’an
secara berangsur-angsur?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qu’an
Secara etimologi
(bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata
qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah
banyak diberikan pengertian oleh mufassir.
Ali Ash-Shobuni menyatakan
bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz, diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf, diriwayatkan
secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, diawali dari surah
Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah An-Nas. Untuk dapat dengan mudah
membedakannya dengan wahyu, sedikit tentang wahyu disajikan berikut ini.
B. Fenomena Wahyu
1. Pengertian
Wahyu secara etimologi / Bahasa berarti petunjuk yang diberikan dengan
cepat. Cepat artinya dating secara langsung kedalam jiwa tanpa didahului jalan
pikiran dan tidak duketahui oleh seorangpun.
Jika dilihat secara jelas makna-makna wahyu tersebut dapat berarti.
a. Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi
manusia, sebagaimana wahyu yang diberikan kepada ibu nabi Musa As yang
berbunyi:
(QS Al-Qasas ayat 7)
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّ مُوسَىٰ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي ۖ إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan (ilhamkan) kepada ibu Nabi Musa supaya
menyusuinya.
b. Ilham yang merupakan gharizah/instink
bagi binatang, sebagaimana petunjuk yang diberikan kepada lebah:
(QS 16:68)
“Dan tuhanmu mewahyukan (memberi petunjuk)
kepada lebah supaya menjadikan gunung-gunung dan pohon-pohon itu sebagai tempat
tinggal.
c. Suatu isyarat yang diberikan dengan cepat melalui tanda dan kode, sebagaimana
firman Allah kepada NAbi Zakaria:
(QS 19:11)
“Maka ketika dia keluar
dari mihrab untuk menemui kaumnya, Allah memberi wahyu (petunjuk atau isyarat)
kepada mereka supaya bertasbih diwaktu pagi dan petang.
d. Godaan dan hiasan kejahatan yang
dilakukan oleh setan pada diri manusia:
(QS 6:121)
“Dan sesungguhnya setan-setan itu mewahyukan
(membisikkan kejahatan atau was-was) kepada kawan-kawan setia mereka.
e. Berupa perintah Allah kepada para
malaikat-Nya:
(QS 8:12)
"maka ketika Tuhanmu mewahyukan atau
memerintahkan kepada Malaikat bahwa Aku bersamamu.
Jika diambil makna
wahyu itu dari bentuk masdarnya maka wahyu berarti petunjuk Allah yang
diberikan kepada seseorang yang dimuliakan-Nya secara cepat, dan tersembunyi. Subhi Sholih menyatakan bahwa wahyu adalah
pemberitahuan yang bersifat goib, rahasia, dan sangat cepat.
Dari makna diatas dapat dipahami bahwa wahyu adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi dan atau rasul secara rahasia dan sangat cepat.
2. Cara Penurunan Wahyu
Wahyu yang diturunkan kepada Rasul atau nabi secara rahasia dan sangat
cepat itu bervariasi. Dari variasi itu terbagi pada dua kelompok besar, yaitu
melalui perantara Malaikat Jibril dan langsung tanpa perantara.
a. Melalui perantara Malaikat
Wahyu yang diturunkan dengan cara ini yang
terkenal ada dua yaitu:
Pertama, Jibril mrnampakkan wajahnya dan
bentuknya yang asli. Cara seperti ini terjadi ketika Nabi Muhammad menerima
wahyu yang pertama, surah al alaq ayat 1-5.
Kedua, Jibril menyamar seperti seorang laki-laki
yang berjubah putih. Misalnya ketika Nabi Muhammad menerima wahyu tentang imam,
islam, ihsan, dan tanda-tanda hari kiamat.
b. Tanpa Perantara Malaikat ( Langsung )
Melalui mimpi yang benar, misalnya ketika turun
wahyu surah al kautsar ayat 1-3.
Artinya:
1.
Sesungguhnya kami btelah memberikan kepdamu nikmat yang banyak
2.
Maka dirikanlah sholat karna tuhanmu
dan berkorbanlah
3.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus
(qs. Al-kautsar 1-3)
Contoh lain adalah wahyu tentang penyembelihan
Ismail oleh ayahnya, Ibrahim, yang diuraikan dalam surah al shaffat ayat
101-112
Allah berbicara langsung Adapula yang menyatakan bahwa cara ini adalah turunnya wahyu melalui balik
hijab. Misalnya wahyu Allah kepada Nabi Musa yang diceritakan dalam Alquran surah
Al-A’rof ayat 143 dan An-Nisa ayat 164. (tulis)
Contoh lain adalah wahyu yang diterima Nabi
Muhammad pada malam isra dan mi’raj tentang perintah sholat lima waktu. Menurut
al-Qathan cara seperti ini tidak didapati satu ayat pun dalam Alquran.
Cara yang lain lagi adalah seperti gemercikan
lonceng. Menurut jumhur ulama cara tersebut termasuk yang melalui perantara
malaikat. Namun contohnya belum didapati.
C. Pengertian Nuzulul Quran
Nuzulul Qur'an artinya adalah turunnya Al-Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk
yang petama kalinya biasa diperingati oleh umat Islam yang dikemas dalam suatu
acara ritual yang disebut dengan Nuzulul Qur'an. Turunnya Al-Qur'an untuk yang
pertama kalinya merupakan tonggak sejarah munculnya satu syari'at baru dari
agama tauhid yaitu agama Islam. Sebagai penyempurna dari agama-agama tauhid
sebelumnya.
Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan,
tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada. Itulah
sebabnya, ayat-ayat Al-Qu’an atau surat-suratnya yang diturunkan tidak sama
jumlah dan panjang pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan
terkadang sebagianya saja.
Menurut Alim Ulama’
Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui tiga tahapan:
1. Diturunkan ke Lauhilmahfudzh.
2. Ke Bait Al-‘Izzah di langit dunia.
3. Kemudian baru diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai dengan keparluan yang ada dan
kasus-kasus yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum muslim.
Menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman Allah yang
pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah firman-Nya disurat
Al-Alaq ayat 1-5
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhan mu lah yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang belum pernah ia ketahui.” (Qs. Al-alaq 1-5)
Penurunan surat pertama ini merupakan peristiwa yang bersejarah yang terjadi pada malam Senin,
tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari usia Nabi Muhammad SAW atau 13 tahun
sebelum beliau berhijrah ke Madinah, bertetapan dengan bulan Juli tahun 610
Masehi. Malam pertama kali Alquran diturunkan ini disebut oleh Alquran sendiri
dengan Lailat al-Qadr ( Malam Kemuliaan) dan Lailat Mubarokah (Malam yang
Diberkahi). Masing-masing dari kedua nama-nama tersebut terdapat surat
Al-Qodar:1
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam kemuliaan.”
dan surat Al-Dukhan:3-4: (tulis ayat)
“Sesungguhnya Kami menurunkan (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah.”
Setelah surat Al-Alaq turunlah surat Al-Mudatsir, tepatnya ketika Nabi
Muhammad SAW sudah berada dirumah bersama istri beliau Khadijah, sehabis pulang
dari gua Hira. Setelah itu ayat-ayat Alquran terputus turun untuk beberapa
waktu lamanya. Masa terputusnya ayat-ayat Alquran ini turun disebut fatrat al
wahyi yakni masa terputusnya wahyu.
Berapa lamanya masa fatraul wahyi tersebut, terdapat perbedaan pendapat.
Menurut Ibn Ishaq masa fatrat al wahyi ini setidak-tidaknya 2,5 tahun, bahkan
kemungkinan besar salama 3 tahun. Timbulnya kesimpang siuran pendapat tentang
masa fatrat al wahyi dapat dimengerti, sebab peristiwa tersebut terjadi pada
permulaan islam yang waktu itu jumlah kaum muslim masih sangat terbatas.
Disamping itu, mereka yang sudah berjumlah sedikit tersebut masih harus
mengalami sebagai macam pemberitaan dari pihak kaum musyrik quraisy, sehingga
tidak ada kesempatan untuk membuat catatan-catatan turunnya ayat-ayat Alquran
secara kronologis dan satu per satu secara berurutan.
Menurut riwayat yang
terkuat, ayat Alquran yang terakhir sekali diturunkan adalah ayat ketiga dari
surat Al-Maidah ayat 5
Artinya: pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang di beri al-kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
(pula bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga
kehormatan) ddiantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan diantara orang-orang yang diberi al-kitab sebelum kamu, bila kamu
telah membayarmas kawin mereka dengan maksud menikahinya, dengan tidak maksud
berjinah dan tidak (pula) menjadikanya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir
sesudah beriman( tidak menerima hukuk islam) maka hapuslah amalnya dan ia di
hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (Qs. Al-maidah : 5)
Menurut riwayat diatas,
ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat
sedang wukuf di Arofah dalam rangka melaksanakan ibadah haji terakhir ( aji
Wada) pada hari Jumat, tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah atau tahun ke
63 dari usia beliau. 81 malam setelah itu Nabi pun wafat.
D. Periodisasi Turunya
Al-Qur’an
Menurut saikh
al-khudlari dalam bukunya, tarikh tasyi, masa turunnya al-quran yang di mulai
dari tanggal 17 ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW hingga
akhir turunnya ayat pada 19 djulhijah tahun ke 63 dari usia beliau, tidak
kurang dari 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini kemudian di bagi oleh para ulama menjadi dua periode yaitu periode
mekah dan periode madinah.
Periode mekah dimulai
ketika nabi Muhammad pertama kali menerima ayat-ayat al-quran pada tujuh belas
ramadhan, pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal rabiul awal ke 54 dari
kelahiran beliau, yaitu sewaktu beliau akan berhijrah meninggalkan mekah menuju
madinah.
Periode madinah dimulai sejak nabi Muhammad SAW berhijrah ke madinah dan
menetap disana sampai dengan turunnya ayat terakhir pada 9 dzulhijah tahun ke
10 dari kelahiran beliau. Dengan demikian, periode mekah selama 12 tahun 5
bulan 13 hari dan periode madinah selama 9 tahun, 9 bulan, 9 hari.
E. Hikmah Diturunkannya
Al-Qur’an Secara Berangsur-Angsur
1. Menetapkan hati Rasulullah
Yang menjadi pertanyaan kenapa hati Rasulullah perlu di-tatsbit-kan? Hal
itu dikarenakan Nabi berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapat
tantangan dari orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orang-orang
tersebut kasar dan bengis serta tidak menunjukkan sikap yang bersahabat. Maka
hal seperti itu perlu diberi semangat dan kekuatan kepada Rasul bahwa apa yang
dialaminya itu semua dengan yang dialami oleh nabi-nabi dan para rasul
terdahulu.
2. Untuk melemahkan lawan-lawannya (mukjizat)
Orang-orang yang anti kepada Rasulullah
senantiasa melakukan upaya yang dapat menyudutkannya. Di antara upaya tersebut
adalah dengan mengajukan tantangan yang sepertinya Rasulullah tidak dapat
membuktikannya. Misalnya tantangan mereka agar Rasulullah minta kepada Allah
untuk menurunkan azab kepada mereka. Apa yang mereka minta itu dibuktikan oleh
Allah, dan Allah menurunkan azab kepada mereka pada waktu itu juga.
3. Mudah dipahami dan dihafal
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat menghafal dan memehami sesuatu yang
harus dipahami atau dihafal. Oleh karena itu, diturunkan Alquran secara
berangsur-angsur menjadi mudah dihafal dan dipahami serta diamalkan.
4. Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau
kejadian
Alquran diturunkan
sesuai dengan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul pada waktu itu,
misalnya peristiwa tayamum sabagai pengganti wudhu ketika tidak diperoleh air.
5. Menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar
dari Allah yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Ketika Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun,
kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih
gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian
mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa
Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi, Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Muhammad Salallahu
Alaihi Wasalam adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya mu’jizat yang amat
berguna bagi umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut, menjadi
tuntunan bagi seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang
terkandung di dalamnya pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan
barangsiapa yang melalaikan bahkan tidak
mau memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan
adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara
bertahap kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan,
tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat
yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang
diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan diperoleh yaitu
menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan
dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.
B. Penutup
Dengan
selesainya makalah ini, penulis tak lupa memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah SWT karena hanya dengan pertolongan darinyalah penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah yang telah
penulis selesaikan ini diberikan kemanfaatan sehingga mendapat nilai pahala.
Akan
tetapi dengan selesainya makalah ini pula tentunya banyak sekali kekurangan
yang dapat terlihan dan nampak pada makalah ini karena semua hal yang telah
sempurna pasti akan nampaklah kekurangannya Oleh karena itu penulis sangat
berharap khususnya kepada pembimbing dan kepada semua pmbaca untuk memberiakan
kritik dan saran, sehingga makalah ini mendapatkan penambahan yang nantinya
dapat menuai hasil yang sempurna, karena penulis menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih banyak sekali kekurangan di dalamnya.
Penulis
berharap dengan perantaraan makalah ini akan memberikan manfaat bagi penulis
sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, dengan mengaflikasikan
isi dari makalah ini dalam mengemangkan mutu pendidikan islam di Indonesia
Hatahilah. 2010. Sejarah Al-Quran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anwar,Abu. 2002. Ulumul Qur’an. Pekanbaru:
AMZAH
Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1985. Jakarta: Departemen Agama RI. Proyek
pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an
Terimakasih Telah Membaca Artikel Ini
Semoga Bermanfaat!!
Budayakanlah Berkomentar Untuk Kemajuan Blog Ini.
0 komentar:
Posting Komentar