Ada Amal, Ada Balasannya
Oleh: HA
Siraj Munir
ألحَمْدُ لِلّهِ. ألحَمْدُ
لِلّهِ الذِي جَزَى العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ
العَاصِيْنَ. أشْهَدُ أنْ لاَ اِلهَ اِلااللهُ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ
اللهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى
صرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي
سَبِيْلِكَ الْقَوِيْمِ. أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ الّذِي
لا اِلهَ سِوَاهُ وَاعْلَمُوا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بِالطَّاعَةِ والْعِبَادَةِ.
وَنَهَاكُمْ بِالظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَةِ. فَلا يَكُوْنُ ذلِكَ اِلاَّ
لِخُسْرَانِكُمْ وَهَلالِكُمْ. وَلَكِنِّ اللهَ يَرْحَمُكُمْ وَأنْزَلَ نِعَمَهُ
عَلَيْكُمْ. فَأَطِيْعُوْهُ وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا عَنِ
السَّيِّئَاتِ. لِأَنَّ اللهَ جَزَى أَعْمَالَكُمْ. أَثَابَكُمْ بِصَالِحِ
أَعْمَالِكُمْ. وَعَذَّبَكُمْ بِسَيّءِ أَفْعَالِكُمْ
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Umat Islam
tentu mengetahui, mengakui dan menyadari dengan sepenuhnya, bahwa dirinya
diciptakan oleh Allah SWT dari tidak ada menjadi ada; dari tidak berdaya
menjadi berdaya, dan berdaya upaya; dari lemah menjadi dapat berbuat sesuatu;
dari menangis menjadi kuat dan perkasa serta menguasai alam ini. Itu semua
bertujuan agar manusia selalu mengabdi kepada-Nya. Kita diciptakan bukan supaya
bermusuh-musuhan, bukan untuk saling membunuh, bukan untuk berfoya-foya, bukan
untuk bersanang-senang yang dapat melupakan Sang Pencipta AllahRabbul
‘Alamin, juga bukan untuk berbuat kerusakan. KIta diciptakan semata-mata
untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya.
Pengabdian
hamba yang baik dan ihlas pasti tidak akan sia-sia. Karena disamping hal itu
merupakan bukti kepatuhan dan ketaatan kepada penciptanya, kita juga akan
diberi imbalan, balasan yang berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Manusia adalah
makhluk sosial, makhluk bermasyarakat yang tida bisa hidup sendiri, tapi
membutuhkan orang lain. Manusia yang menginginka keturunan pun membutuhkan
manusia yang lain.
Manusia yang
baru dilahirkan dari rahim ibunya tidak berdaya dan tidak dapat berbuat
sesusatu, kecuali bergerak dan menangis. Nah, pada saat-saat demikian inilah ia
membutuhkan pertolongan orang lain, seperti: bidan, dan lain-lain.
Manusia yang
meninggal dunia tidak bisa memandikan diri sendiri, membungkus dirinya dengan
kain kafan, bersembahyang dan mengubur dirinya sendiri, akan tetapi harus
dimandikan dibungkus dan dikafan, disembahyangkan dan dikubur oleh orang lain
Bahkan untuk
makan sesuap nasi pun manusia membutuhkan kerja sama dengan berbagai orang.
Mereka akan menerima pahala dan siksa dari Allah besok di akhirat, menurut baik
dan buruk yang dikerjakannya.
Oleh karena
itu, manusia yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, pasti akan berfikir
terlebih dahulu, apakah yang akan dikerjakan itu termasuk kebaikan ataukah
keburukan, ketaatan atau kemaksiatan dan kedurhakaan? Apabila yang dikerjakan
itu ternyata kebaikan dan ketaatan, pasti ia mendapat pahala. Tapi apabila
ternyata keburukan, kemaksiatan dan kedurhakaan, pasti akan mendapat siksa dari
Allah SWT.
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Jadi manusia
akan mendapat pahala karena amal baiknya, dan mendapat dosa dan siksa karena
amal jeleknya. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat
az-Zalzalah ayat 7-8:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَه. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
“Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia melihat (balasan)nya
. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejehatan seberat zarah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya (pula).”
Yang tersebut
tadi adalah pahala dan dosa akibat perbuatan sendiri, bukan karena orang lain.
Dalam Islam
memang tidak ada dosa warisan. Sehingga anak tidak akan menerima bagian sedikit
pun dari dosa dosa orang tuanya. Nabi adam AS dan ibunda Hawa pernah melanggar
larangan Allah SWT, sedikit pun kita umat manusia sebagai keturunannya tidak
diberi dosa warisa dari beliau.
Siapa yang
berbuat kebaikan, akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan siapa yang
berbuat kejahatan, akan mendapat siksa dari-Nya.
Allah berfirman
dalam surat al-Baqarah ayat 286 :
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari kejahatan )
yang dikerjakannya.”
Islam
menegaskan, bahwa setiap bayi yang keluar dari rahim ibunya itu suci, tidak
berdosa sampai ia dewasa. Dan apabila ia telah menjadi orang yang dewasa, maka
barulah amal perbuatannya itu dicatat sebagaimana lainnya, yang baik diberi
pahala dan yang jahat diberi dosa.
Hadis Nabi
Muhammad SAW Yang diriwayatkan Abu Ya’la dalam Musnad Tabrani dan
Baihaqi menerangkan sebagai berikut :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tiap-tiap
bayi itu dilahirkan dalam keadaan suci bersih sehingga menjadi fasih lisannya,
lalu ayah ibunya menjadikan orang beragama Yahudi, Kristen atau Majusi.”
Dan hadis lain
yang diriwyatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Dawud dan al-Hakim menerangkan
sebagai berikut:
رُفِعَ الْقَلَمُ
عَلَي ثَلَاثَةٍ
عَنِ الْمَجْنُوْنِ
الْمَغْلُوْبِ
عَلَي عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ النَّائِمِ
حَتَّى يَسْتَيْقِظُ
وَعَنِ الصَّبِيِّ
حَتَّى يَحْتَلِمَ
“Pena
(malaikat) itu diangkat (maksudnya: perbuatan manusia tidak ditulis, tidak
dicatat) dari tiga macam orang : 1. Orang gila hingga ia sembuh gilanya. 2.
Orang yang tidur hingga ia terjaga (bangun dari tidurnya), dan 3. Anak kecil
hingga ia menjadi baligh (dewasa).”
Dalam surat
an-Najm ayat 38-41diterangkan sebagai berikut :
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى. وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا
مَا سَعَى. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى. ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاء الْأَوْفَى
“Bahwasannya
seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasannya
seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang diusahakannya.Dan bahwasannya
usahanya itu kelak akan diberi balasan yang paling sempurna.”
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Dengan
demikian, kita dituntut untuk berbuat kkebajikan sebanyak-banyaknya. Karena
kita sendirilah yang akan menerima balasan pahala darinya disamping kebehagiaan
duniawi.
Kita juga
dituntut menjauhi kejahatan, kedurhakaan dan kemaksiatan agar menjadi orang
yang selamat di dunia dan akhirat.
Apabila kita perhatikan firman-firman allah SWT dan
sabda-sabda Nabi Muhammad SAW tadi, kita akan dapat memetik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak mempunyai dosa, baik akibat perbuatannya sendiri maupun akibat perbuatan orang tua atau leluhurnya.
2. Semua pahal atau siksa yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah balasan yang setimpal dari perbuatannya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
1. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak mempunyai dosa, baik akibat perbuatannya sendiri maupun akibat perbuatan orang tua atau leluhurnya.
2. Semua pahal atau siksa yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah balasan yang setimpal dari perbuatannya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
مَنْ سَنَّ فِيْ الْاِسْلاِمِ سُنَّةً حَسَنَةً
فَلَهُ أَجْرُهَا وَأجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أنْ يَنْقُصَ مِنْ
اُجُوْرِهِمْ شَيْئٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ
عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أنْ
يَنْقُصِ مِنْ أوْزَارِهِمْ شَيْئٌ
“Barangsiapa
memberikan contoh yang baik dalam Islam maka baginya pahala dan pahala orang
yang mengerjakannya sesudahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka,
dan barangsiapa yang memberikan contoh jelek dalam Islam maka atasnya dosanya
dan dosa orang yang mengerjakan sesudahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa
dosa mereka.”
Sehubungan
dengan hadis tersebut, Allah SWT berfirman dalam surat Yasin Ayat 12 sebagai
berikut :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ
وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya
kami menghidupkan orang orang mati dan kami menuliskan apa yang telah mereka
kerjakan dan bekas bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu kami
kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (lauh-mahfudz).”
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa:
1. Kita hendaknya memperbanyak amal shalih demi keselamatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Kita hendaknya menghindar dari berbuat maksiat agar selamat dari siksa Allah SWT
3. Kita dituntut memberikan contoh-contoh yang baik menurut pandangan Islam, agar mendapatkan pahala perbuatan itu dan pahala orang-orang yang meniru serta mengikutinya sampai hari kiamat
4. Kita dilarang berbuat maksiat atau memberikan contoh-contoh yang jelek menurut pandangan Islam, agar tidak mendapatkan dosanya dan dosa-dosa orang orang yang mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
1. Kita hendaknya memperbanyak amal shalih demi keselamatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Kita hendaknya menghindar dari berbuat maksiat agar selamat dari siksa Allah SWT
3. Kita dituntut memberikan contoh-contoh yang baik menurut pandangan Islam, agar mendapatkan pahala perbuatan itu dan pahala orang-orang yang meniru serta mengikutinya sampai hari kiamat
4. Kita dilarang berbuat maksiat atau memberikan contoh-contoh yang jelek menurut pandangan Islam, agar tidak mendapatkan dosanya dan dosa-dosa orang orang yang mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
اِنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ
كَلامُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلّامِ. وَاللهُ يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي
الْمُهْتَدُوْنَ. وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ. أعُوْذُ باللهِ مِنَ الشّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَه. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرّاً يَرَهُ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.
وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. اِنّهُ
تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَحْمَانٌ رَحِيْمٌ
Terimakasih Telah Membaca Artikel Ini
Semoga Bermanfaat!!
Budayakanlah Berkomentar Untuk Kemajuan Blog Ini.
0 komentar:
Posting Komentar