MAKALAH FIQIH MUAMALAH
“KHIYAR”
Dosen Pembimbing : M. Rasikhul Islam, M. HI
Disusun Oleh:
1.
Wahyudi
2.
yusroh
3.
anik shlohah
Sekolah Tinggi Agama Islam Pancawahana
STAIPANA BANGIL
Jln. Untung Suropati Bangil-Pasuruan Tlp./Fax. (0343) 741370
Kata pengantar
Segala puji hanya diserahkan kepada AllahSWT. Yang telah mensyariatkan
hukum islam kepada umat manusia. Shalawat dan salam, semoga Allah melimpahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai pembawa syariat islam untuk diimani,
dipelajari, dan dihayati serta diamalkan oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam jual beli, menurut agama islam di bolehkan memilih, apakah akan
meneruskan jual beli atau membatalkannya. Karena terjadi suatu hal. Dan iniah
yang dinamakan khiyar (pilihan).
Dalam makalah ini dibahas tentang
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan khiyar. Hubungan tersebut dapat
berupa kebendaan (muamalah madiyah) ataupun tata kesopanan (muamalah adabiyah).
Terlebih, dalam amal perbuatan dan kegiatan hidup sehari-hari.
Selesainya makalah ini tidak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa fisik-material, maupun
yang berupa mental-spiritual.
Tidak lupa, ucapan terimakasih disampaikan kepada dosen pembimbing fiqih
II yaitu bpk. M. rasikhul islam M. HI yang telah membimbing kami.
Karenanya , dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan semoga amal baik dan sumbangsih mereka diterima oleh Allah sebagai
amal shaleh.
Amin
Bangil, 12 maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
mempelajari ilmu fiqih ada beberapa hal yang penting untuk dikatahui dan untuk
dipelajari salah satunya adalah mempelajari muamalah dan cabang –cabang nya
serta hukum yang terkandung didalamnya. Karena dengan mempelajari ilmu fiqih
maka dapat membantu seseorang dapat memahami apa itu muamalah dalam kehidupan
sehari-hari dan secara sempurna
Dalam islam
pada hakikatnya rasulullah saw. Diutus ke atas muka bumi adalah sebagai uswat
al-hasanat dan rahmat lil-alamin. Semua sunnah rasulullah saw menjadi panduan
utama setelah alquran bagi berbagai aspek kehidupan manusia terutama aspek
pendidikan. Dan salah satu yang dapat terlihat pada diri rasulillah saw adalah
ketika berhijrah ke madinah, dan salah satu da’wah rasulullah saw. Adalah di
pasar. Yang mana pasar itu ditempati para penjual dan pembeli. Maka dari ada
nya penjual dan pembeli di pasar tersebut, maka terjadilah transaksi jual beli
yang melibatkan istilah pilihan terhadap barang yang akan di perjual belikan.
Dalam islam
istilah pilihan biasa di sebut khiyar. Yang mana khiyar ini merupakan salah
satu hak yang harus dimiliki antara penjual dan pembeli. Dengan demikian proses
jual beli akan berlangsung dengan perasaan aman dan nyaman.
Maka dari
itu, rasulullah saw. Mencontohkan kepada setiap manusia yang di muka bumi pada
masa-masanya untuk selalu berjalan sesuai syariat yang telah di tentukan aleh
allah swt.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kapada semua pihak
yang telah mendukung dan memberikan motivasinya. Demikianlah semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat di
susun rumusan masalah sebagai berikut
1.
Menjelaskan
arti khiyar dan dan dalilnya
2.
Menjelaskan
macam- macam khiyar
3.
Menjelaskan
tata cara khiyar
4.
Mampu
melaksanakan khiyar dengan benar
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian khiyar dan dalilnya
2.
Mengetahui dan menjelaskan macam-macam khiyar
3.
Menegetahui dan
menjelaskan tata cara khiyar
4.
Mengetahui dan
mampu melaksanakan khiyar dengan benar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Khiyar
1. Secara Kata Bahasa Arab.
Menurut kamus besar bahasa arab
al-munawwir, kata-kata khiyar dapat di jumpai dengan kata-kata “الحيار ولاختيار ‘’ artinya pilihan.
Sedangkan ‘’ حر ية ‘’ artinya kebebasan memilih dan ‘’احتيارا
‘’ dengan kemauan sendiri serta ‘’ artinya kebaikan dikiuti kata-kata “ الخيرية ‘’ berdasarkan kemauan sendiri.
Jadi khiyar secara bahasa dapat diartikan
‘’pilihan, kebebasan memilih, kemauan sendiri, kebaikan, berdasarkan kemauan
sendiri.
2. Secara Terminology Ulama’
Sedangkan menurut istilah yang disebutkan
didalam kiitab fiqih islam yaitu ‘’khiyar artinya boleh memilih antara dua,
meneruskan aqad jual beli atau di urungkan, (ditarik kembali tidak jadi jual
beli).
Diadakannya khiyar oleh syara’ agar kedua
orang yang berjual beli agar dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih
jauh. Supaya tidak terjadi penyesalan di kemudia hari, lantaran merasa tertipu.
Secara terminologis
para ulama fiqh mendefinisikan al-khiyar dengan:
أَنْ يَكُوْنَ
لِلْمُتَعَاقِدِ الْخِيَارُبَيْنَ إِمْضَاءِ الْعَقْدِ وَعَدَمِ إِمْضَائِهِ
بِفَسْخِهِ رفقا لِلْمُتَعَا قِدَيْنِ.
Artinya : hak pilih
bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi untuk
melangsungkan atau membatalkan transaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi
masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
3. Pendapat Ahli Fiqih
a. Menurut ulama fiqih pengertian khiyar yaitu
انيكون للمتعاقدالحق في امضاء العقد او فسخه ان كا ن الخيار شرط اورءسة او عيب او ان يختاراحد البيعين ان كان الخيارخيار ثعيين
Artinya sesuatu keada yang menyebabkan aqid memiliki
hak untuk memutuskan aqadnya, yakni menjadikan atau membatalkannya jika khiyar
tersebut berupa khiyar syarat, ‘aib atau ru’yah, atau hendaklah memilih
diantara dua barang jika khiyar ta’yin.’
a. Menurut dr. H. Hendi suhendi, m.si.
Yatiu menurut agama islam di bolehkan memilih atau
melanjutkan jual beli atau membatalkannya.
b. Menurut asy-syekh muhammad bin qosim
al-ghozali
Khiyar adalah bagi penjual dan pembeli ada hak khiyar (memilih)
antara meneruskan atau membatalkan jual belinya.
Maksudnya yaitu bagi penjual dan pembeli ada hak tetap
untuk memilih beberapa macam aqad jual beli di tempatnya (khiyar majlis)
seperti pesanan (salam), selama keuanya belum terpisah artinya suatu masa tidak
terpisah kedua belah pihak menurut kebiasaan.
c. Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah
Sedangkan pengertian khiyar menurut kompilasi hukum
ekonomi syariah (khes) pasal 20 (8) adalah hak pilih bagi penjual dan pembeli
untuk melanjutkan atau membatalkan akad jual beli yang dilakukannya.
4. Dasar Hukum Dan
Penjelasannya
Adapun dasar hukum khiyar pada jual beli yaitu :
عَنِ ابنِ عُمَرَ، عَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛
اَنَّهُ قَالَ:,, اِذَاتَبَايَعَ الرَّجُلاَنِ فَكُّلُ وَاحِدٍمِنْهُمَابِاْلخِيَا
رِمَالَمْ يَتَفَرَّقَا، وَكَانَاجَمِيْعًا، اَوْيُخَيْرُاَحَدُهُمَااْلآخَرَ.
فَاِنْ خَيَّرَاَحَدُهُمَاْالآَخَرَ. فَتَيَايَعَا عَلى ذلِكَ، فَقَدْوَجَبَ اْلبَيْعُ.
وَاِنْ تَفَرَّ قَابَعْدَاَنْ تَبَايَعَاوَلَمْ يَتْرُكْ
وَاحِدٌمِنْهُمَااْلبَيْعَ، فَقَدْوَجَبَ اْلبَيْعُ،،.
Artinya: “apabila ada
dua orang mengadakan akad jual beli, maka masing-masing boleh khiyar selagi
belum berpisah, sedangkan mereka berkumpul; atau salah seorang dari mereka
mempersilahkan yang lain untuk khiyar, kalau salah seorang sudah mempersilahkan
yang lain untuk khiyar kemudian mereka mengadakan akad sesuai dengan khiyar
tersebut, maka jual beli jadi; dan apabila mereka berpisah sementara tidak ada
seorangpun yang meninggalkan jual beli (tetap memilih( dilaksanakan khiyar dalam khiyar. Khiyar, maka harus jadi.
B.
Pembagian Khiyar
Jumlah khiyar sangat banyak dan diantaranya
para ulama telah terjadi perbedaan pendapat. Menurut ulama hanafiyah, jumlahnya
ada 17.
ulama malikiyah membagi khiyar menjadi dua bagian
yaitu ‘’khiyar al-taammul (melihat, meneliti), yakni khiyar secara mutlaq dan
khiyar naish (kurang), yakni apabila terdapat kekurangan atau ‘aib pada barang
yang dijual (khiyar al-hukmy). Ulama malikiyah berpendapat bahwa khiyar majlis
itu batal.
Ulama syafi’iyah berpendapat bahwa khiyar
terbagi menjadi menjadi dua yaitu khiyar at-tasyahi dan khiyar naqishah.
Khiyar at-tasyahi yaitu khiyar yang
menyebabkan pembeli memperlama transksi sesuai seleranya terhadap barang, baik
didalam majlis maupun syarat.
Khiyar naqishah yaitu adanya perbedaan
dalam lafaz atau adanya kesalahan dalam perbuatan atau adanya penggantian.
Adapun khiyar yang didasarkan pada syara’
menurut ulama syafi’iyah ada 16 (enam belas) dan menurut ulama hanabilah jumlah
khiyar ada 8 (delapan) macam.
C. Pembagian Khiyar Yang Paling Masyhur
Khiyar yang paling masyhur itu terbagi
menjadi 3 macam yaitu:
1. Khiyar Syarat
a. Arti Khiyar Syarat
Menurut ulama fiqih khiyar syarat yaitu:
اَنْ يَكُوْنَ ِلأَحَدِالْعَاقِدَيْنِ اَوْلِكِيْلَهُمَا اَوْ
لِغَيْرِهُمَاالْحَقِّ فىِ فَسْحِ الْعَقْدِاِوْاِمْضَائِهِ خِلاَلَ مُدَّةٍ
مَعْلُوْمَةٍ
Artinya’’
sesuatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang aqad atau masing-masing
yang aqad atau selain kedua belah pihak yang aqad memiliki hak atas
pembatalan atau penetapan aqad selama
waktu yang ditentukan.’’
Contohnya:
‘’seorang pembeli berkata’’
‘’saya
beli dari kamu barang ini, dengan catatan saya ber-khiyar (pilih-pilih) selama
sehari atau tiga hari.’’
Khiyar di syariatkan antara lain untuk
menghilangkan unsur kelalaian atau tipu-menipu bagi pihak yang aqad.
Adapaun khiyar syarat ini akan membuat dua
macam khiyar yaitu khiyar masyru’ dan khiyar rusak.
b. Permasalahan Yang Terjadi Pada Khiyar
Syarat
a. Khiyar masyru’ (disyariatkan)
Yaitu khiyar yang ditetapkan batasan
waktunya.
Adapun dasar khiyar ini yaitu pada hadits
nabi yang diriwayatkan hibban ibn munqid yang menipu dalam jual beli, kemudian
perbuatannya itu di laporkan kepada rasulullah. Lalu beliau bersabda :
Artinya: jika kamu bertransaksi
(jual-beli), katakanlah, tidak ada penipuan dan saya khiyar selama tiga hari. “
(hr. Muslim).
Batasan khiyar ini menurut ulama hanafiyah,
jafar, dan syafiiyah berpendapat bahwa khiyar dibokehkan dengan waktu yang
ditentukan selagi tidak lebih dari tiga hari. Dan khiyar ini juaga berdasarkan
hadits dari ibn. Umar tettang pernyataan anas.
Ulama hanafiyah, jafar berpendapat jika
melewati tiga hari , jual beli tersebut batal akan tetaoi akad tersebut akan
menjadi shahih, jia di ulangi dan tidak melewati tiga hari.
Imamsyafii pu berpendapat bahwa khiyar yang
melebihi tiga hari membatalkan jual-beli, dan kurang dari tiga hari, hal
tersebut adalah rukhshah (keringanan).
Ulama hanabilah , khiyar khiyar dibolehkan
menurut kesepakatan orang yang akad, baik sebentar maupun lama.
Ulama malikiyah berpendapat bahwa khiyar
syarat dibolehkan dngan sesuai kebutuhan.
b. Khiyar rusak.
Menurut pendapat yang paling masyhur di
kalangan ulama hanafiyah, syafiiyah, dan hanabilah, khiyar yang tidak jelas
batasan waktunya adalah tidak sah, seperti pernyataan “ saya beli barang ini
dengan syarat saya khiyar selamanya”. Perbuatan ini mengandung unsure tidak
jahalah (ketidakjelasan).
Menurut ulama syafiiyah dan hanabilah, jual
beli seperti itu batal. Khiyar sangat menentukan aqad, sedangkan batasanya
tidak diketahui, sehingga akan menghalangi aqid (orang yang melakukan akad)
untuk menggunakan (tasharruf) nbarang tersebut.
Ulama hanafiyah berpendapat jual beli
tersebut fasid, tetapi tidak batal. Sedangkan ulama malikiyah berpendapat bahwa
pwnguasa diharuskan membatasi khiyar secara adat. Sebab khiyar tergantung pada
barang yang dijadikan akad. Namun tidak boleh terlalu lama melewati batasan
khiyar yang telah ditentukan dengan sesuatu yang tidak jelas seperti
mensyaratkan khiyar menunggu turunnya hujan atau sampainya seseorang.
c. Khiyar Majlis
a. Pengertian Khiyar Majlis
Khiyar majlis menurut pengertian ulama’ fiqih
اَنْ يَكُوْنَ لِكُلِّ مِنَ الْعَا قِدَيْنِ حَقٌّ فَسْحُ الْعَقْدِ
مَادَامَ فِى مَجْلِسٍ الْعَقْدِ لَمْ يَتَفَرَّقَاَ
بِاَبْدَانِهَايُخَيِّرُاَحَدُهُمَااْلا خَرَ فَيُخْتَارُ لُزُوْمُ اْلعَقْدِ
Artinya: ‘ hak bagi semua pihak yang
melakukan ajad untuk membatalkan akad selagi masih berada di tempat akad dan
kedua pihak belum berpisah. Keduanya saling memilih sehingga muncul kelaziman
dalam akad.
Khiyar majlis di kenal dikalangan ulama
syafiiyah dan hanabilah.
Dengan demikian , akad akan menjadi lazim
jika kedua belah pihak telah berpisah atau memilih. Khiyar majlis hanya ada
pada akad yang sifatnya pertukaran, seperti jual beli, upah-mengupah dan
lain-lain.
b. Pendapat-Pendapat Para Ulama Tentang Khiyar
Majlis
Berkaitan dengan khiyar majlis pendapat
para ulama terbagi menjadi dua yaitu:
1. Ulama hanafiyah dan malikiyah.
Golongan ini berpendapat bahwa akad menjadi
lazim dengan adanya ijab dan qabul, serta tidak bisa hanya dengan khiyar sebab
allah swt. Menyuruh untuk menepati
janji, sebagai mana firmannya :
او فوابلعقد
Artinya : kamu semua harus menepati janji.
Sedangkan khiyar menghilangkan keharusan
tersebut. Selain itu akad tidak sempurna selain adanya keridoaan.
Sebagai amana firmannya:
لاَّاَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةًعَنْ تَرَا ض ٍمِّنْكُمْ
النساء: 29
Artinya : kecuali dengan jalan
perniagaan yang dilakukan suka sama
suka. (qs. An-nisa’ : 29)
Golongan ini tidak mengambil hadits-hadits
yang berkenaan dengan keberadaan khiyar majlis, sebab mereka tidak mengakuinya.
Adpun hadits tentang khiyar majlis tersebut
yaitu:
(البيعان بالخيار
مالم يثفرقا اويقولل احدهما للاخر.٠٠٠اخثر٠ (رواه البخاري
ومسلم
Artinya: orang yang berjual beli ( penjual dan pembeli) berhak khiyar sebelum
keduanya berpisah, atau salah satunya mengatakan kepada yang lain dengan yang
berkata, pilihlah!
( hr. Bukhari muslim)
Ulama hanafiyah berpendapat yang di maksud akad
pada jual beli tersebut adalah orang yang melakukan tawar-menawar sebelum akad.
Untuk berakad atau tidak. Sedangkan kata-kata ‘’berpisah’’ pada hadits tersebut
adalah berpisah dari segi ucapan bukan badan.
Menurut wahbah al-juhaili ‘’hadits tentang
khiyar majlispun tidak dapat dikatakan menyalahi keridhaan, sebab khiyar majlis
justru untuk memperkuat adanya keridhaan.
2. Ulama syafiiyah dan hanibilah
Ulama ini berpendapat adanya khiyar majlis
jika pihak yang akad menyatakan ijab dan qobul, akad tersebut masih termasuk
akad yang boleh atau tidak lazim selagi
keduanya masih berada di tempat atau belum berpisah badnnya. Keduanya masih
memiliki kesempatan untuk membatalkan , menjadikan atau saling berpikir.
3. Khiyar ‘Aib
Menurut ulama fiqih arti khiyar ‘aib(cacat) yaitu:
اَنْ يَكُوْنَ ِلأَحَدِالْعَاقِدَيِنِ الْحَقَّ فِى فَسْخِ
الْعَقْدِاَوْاِمْضَاءِهِ اِذَا وُجِدَ عَيْبٌ فِى اَحَدِ الْبَدْ لَيْنِ وَلَمْ
يَكُنْ صَا حِبُهُ عَالِمًابِهِ وَقْتَ الْعَقْدِ
artinya:
keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan
akad atau menjadikannya.
Penyebab khiyar aib adalah adanya cacat pada barang yang dijual belikan (ma’qul
alaih) atau harga (tsaman), karena kurang nilainya atau tidak sesuai
dengan maksud, atau orang yang dalam akad tidak meneliti kecacatannya ketika
akad.
khiyar aib disyaratkan
dalam islam, yang didasarkan pada hadits, salah satunya ialah:
اَلْمُسْلِمُ اَخُواْلمُسْلِمِ لَايَحِلُّ لِمُسْلِمٍ بَاعَ مِنْ اَخِيْهِ
بَيْعًا وَفِيْهِ عَيْبٌ اِلَّابَيّنَةٌ لَهُ.
(رواه بن ماجه
عن عقبة بن عار)
Artinya: “seorang
muslim adalah saudara muslim yang lain. Tidaklah halal bagi seorang muslim
untuk menjual barang bagi saudaranya yang mengandung kecacatan, kecuali jika
menjelaskanya terlebih dahulu.
4. Khiyar Ru’yah
khiyar
ru’yah ialah hak pembeli untuk membatalkan atau tetap melangsungkan akad ketika
dia melihat obyek akad dengan syarat dia belum melihatnya ketika berlangsung
akad atau sebelumnya dia pernah melihatnya dalam batas waktu yang memungkinkan
telah terjadi perubahan atasanya.
konsep
khiyar ini disampaikan oleh fuqoha hanafiyah, malikiyah, hanabilah dan
dhahiriyah dalam kasus jual beli benda yang ghaib (tidak ada ditempat) atau
benda yang belum pernah diperiksa. Sedangkan menurut imam syafi’i khiyar ru’yah
ini tidak sah dalam proses jual beli karena menurutnya jual beli terhadap
barang yang ghaib (tidak ada ditempat) sejak semula dianggap tidak sah. Adapun
landasan hukum mengenai khiyar ru’yah sebagaimana diterangkan dalam sebuah
hadits:
من اشترى شيئا لم يراه
فهو بالخيار اذاراه (رواهالدارقطنى عن أبي
هريرة)
“barang siapa yang membeli sesuatu yang belum pernah dilihatnya, maka
baginya hak khiyar ketika melihatnya.” (hr ad-daruqutni dari abu hurairah).
5.
Khiyar Naqd (Pembayaran)
khiyar
naqd tersebut terjadi apabila dua pihak melakukan jual beli dengan ketentuan
jika pihak pembeli tidak melunasi pembayaran, atau pihak penjual tidak
menyerahkan barang dalam batas waktu tertentu. Maka pihak yang dirugikan
mempunyai hak untuk membatalkan atau tetap melangsungkan akad.
D. Tata Cara Khiyar
1. Cara Menggunakan Khiyar
Dimaklumi bahwa akad atau jual beli yang di
dalam nya terdapat khiyar adalah akad yang tidak lazim.dengan demikian,akad
tersebut akan menjadi lazim jika khiyar tersebut gugur.
Cara menggugur kan khiyar ada tiga:
a. .penggguran jelas (sharih)
Pengguguran sharih adalah pengguguran oleh
orang yang berhiyar ,seperti menyatakan, “dengan demikian akad menjadi lazim
(shahih).sebalik nya ,akad gugur dengan pernyataan ,”saya batal kana tau saya gugur
kan akad ini.
b. pengguran dengan dilalah
Penguguran degan dialah adalah tasharruf
(beraktivitas dengan barang tersebut). Dari pelaku khiyar yang menunjukkan
bahwa jual beli tersebut jadi di lakukan, seperti pembeli menghibahkan barang
tersebut kepada orang lain, sebaliknya, [ebeli mengembalikan kepemilikan kepada
penjual. Pembeli menyerahkan kembali barang kepada penjual bahwa ia membatalkan
jual beli atau akad.
c. pengguguran khiyar dengan kemadaraatan.
Penggugaran khiyar dengan adanya kemdaratan
terdapat dalam beberapa keadaan, antara lain berikut ini.
1. Habis waktu
Khiyar menjadi gugur setelah habis waktu yang telah
ditetapkabn walupun tidak ada pembatalan dari yang khiyar. Dengan demikian,
akad menjadi lazim. Ha itu sesuai dengan pendapat ulama’ syafiiyah dan
hanabilah. Menurut ulama malikiyah, akad idak laxim dengan berkahirnya waktu ,
tetapi harus ada penetapan berakhirnya waktu, tetapi harus ada penetapan atau
pembatalan dari yang berkhiyar sebab khiyar merupakan hak bukan kewajiban.
Contohnya, janji seorang tuan terhadap budak (al-mukattab) untuk
dimerdekakan pada waktu tertentu. Budak tersebut tidak menjadi merdeka karena
habis nya waktu.
2. Kematian orang yang meberi syarat.
Menurut ulama’ hanafiyah, khiyar syarat tidak dapat
diwariskan, tetapi gugur dengan meninggalnya orang yang memberikan syarat.
Ulama hanabilah berpendapat bahwa, khiyar menjadi
batal dengan meninggalnya orang yang member syarat, kecuali jika ia memang
mengamanatkan untuk membatalkannya, dalam hal ini khiyar menjadi ahli waris.
Ulama syafiiyah dan malikiyah berpendapat bahwa khiyar
menjadi gaknya ahli waris. Dengan demikian, tidak gugur dengan meninggalnya
orang yang meninggalkan syarat,
3. Adanya hal-hal yang semakna dengan mati.
Khiyar gugur dengan adanya perkara-perkara yang semakna
dengan mati, seperti gila, mabuk, dan lain-lain. Dengan demikian, jika akal
seseorang hilang karena gila, mabuk, tidur, atau hal lainya, akad menjadi
lazim.
4. Barang rusak ketika masih khiyar
Jika barang masuk ditangan penjual batallah jual beli
dan khiyarpun gugur.
Jika barang sudah ada ditangan pembeli jual beli batal
jika khiyar berasal dari penjual, tetapi pembeli harus mengantinya.
Jika barang sudah ada ditangan pembeli dan khiyar
berasal dari pembeli jual beli menjadi lazim dan khiyar menjadi gugur.
Ulama syafiiyah seperti halnya ulama hanafiyah
berpendapat bahwa: jika barang rusak denga sendirinya, khiyar gugur dan jual
belipun menjadi batal.
5. Adanya cacat pad barang.
Jika khiyar berasal dari penjual, dan cacat terjadi
dengan sendirinya khiyar gugur dan jual-belipun batal.
Jika khiyar berasal dari pembeli dan ada cacat, khiyar
gugur, tetapi jual beli tidak gugur, seba barang berada pada tanggung jawab
pada pembeli.
2. Hukum Akad Pada Khiyar.
Ulama hanafiyah berpendapat bahwa tidak terjadi akad
pad jual beli yang mengandung khiyar, tetapi ditanggung sampai gugurnya khiyar.
Ulama malikiyah dalam riwayat ahmad, barang yang ada
pada masa khiyar masih milik penjual, sampai gugurnya khiyar, sedangkan pembeli
belum memiliki hak sempurna terhadap barang.
Ulama syafiiyah berpendapat, jika khiyar syarat
berasal dari pembeli, barang menjadi milik pembeli. Sebalik nya, jika khiyar
berasal dari penjual, barang menjadi hak penjual. Jika khiyar syarat berasal
dari penjual atau pembeli, ditunggu sampai jelas (sampai gugurnya khiyar).
Ulama hanabilah berpendapat bahwa, dari siapapun
khiyar berasal, barang tersebut menjadi milik pembeli. Jual beli dengan khiyar,
sama seperti jual beli lainnya, yakni menjadikan pembeli sebagai pemilik barang
yang tadinya milik penjual.
3. Cara Membatalkan Atau Menjadikan Akad.
Membatalkan atau menjadikan akad dapat
terjadi dengan adanya kemadaratan dengan adanya maksud (niat) dan khiyar
(pilihan).
Dengan kata lain, pembatalan, menurut ulama
hanafiyah, cukup dengan lisan apabila pembatalan dengan lisan tersebut diketahui oleh pemilik barang,
baik pemilik barang (penjual) ridha ataupun tidak. Sebaliknya, jika pembatalan
tersebut tidak diketahui oleh penjual, baik khiyarnya berasal dari penjual atau
pembeli, pembatalan di tangguhkan sampai diketahui penjual. Apabila habis waktu
khiyar dan penjual tidak mengetahuinya akad menjadi lazim.
Ulama malikiyah, syafiiyah, dan hanabilah
berpendapat bahwa apabila khiyar berasal dari pembeli, pembatalan akad menjadi
sah walaupun tidak diketahui oleh penjual. Hal ini kerena adanya khiyar
menunjukkan bahwa penjual rela aabila pembeli membatalkan kapan saja pembeli
mengiginkanya.
E.
Tujuan Khiyar
tujuan khiyar ialah agar orang-orang yang melakukan
transaksi perdata tidak dirugikan dalam
transaksi yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu
transaksi tercapai dengan sebaik-baiknya. Status khiyar, menurut ulama fiqh,
adalah disyari’atkan atau dibolehkan karena suatu keperluan yang mendesak dalam
mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
F.
Khiyar Dan
Permasalahannya
Siapa pemilik hak khiyar, penjual atau pembeli saja? Bagaimana hukum kasus tentang “ barang
yang sudah di beli tidak boleh dikembalikan”.
pada dasarnya khiyar pada jual beli diperbolehkan. Akan
tetapi tergantung ketika akad jual beli berlangsung. Khiyar tidak sah jika
salah satu pihak merasa dirugikan atau salah satu darinya ada sebuah
kebohongan. Dalam pembahasan diatas sudah sangat jelas mengenai sah dan
batalnya khiyar. Sah jika syaratnya terpenuhi, khiyar akan batal jika
persyaratan tidak terpenuhi atau salah satu pihak merasa dirugikan. Karena
unsur kebohongan, untuk itu apabila kita membeli sesuatu harus teliti, cermat
dan hati-hati.
pemilik hak khiyar adalah penjual dan pembeli, jadi
apabila ada penjual yang sudah menuliskan “barang yang sudah dibeli tidak boleh
dikembalikan”. Itu merupakan akad dari penjual maka pembeli sebelum membeli
atau mengesahkan jual belinya harus lebih teliti. Tetapi apabila kita merujuk
pada hadits:
عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ
رسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اْلمُتَبَا يِعَانِ كُلُّ
وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِا لْخِيَارِ عَلَى صَا حِبِهِ مَا لَمْ يَتَفَرَّ قَا إِلاَّ
بَيْعَ الْخِيَا رِ.
Artinya: “ setiap penjual dan pembeli berhak memilih (khiyar) atas yang
lainnya selama belum berpisah, kecuali jual beli khiyar. Boleh dikembalikan
akan tetapi ada perjanjian akad dengan penjual meskipun sudah tertera “barang
yang sudah dibeli tidak boleh dikembalikan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara bahasa dapat diartikan ‘’pilihan,
kebebasan memilih, kemauan sendiri, kebaikan, berdasarkan kemauan sendiri.
Sedangkan menurut istilah yang disebutkan
didalam kiitab fiqih islam yaitu ‘’khiyar artinya boleh memilih antara dua,
meneruskan aqad jual beli atau di urungkan, (ditarik kembali tidak jadi jual
beli).
Secara terminologis
para ulama fiqh mendefinisikan al-khiyar dengan:
أَنْ يَكُوْنَ
لِلْمُتَعَاقِدِ الْخِيَارُبَيْنَ إِمْضَاءِ الْعَقْدِ وَعَدَمِ إِمْضَائِهِ
بِفَسْخِهِ رفقا لِلْمُتَعَا قِدَيْنِ.
Artinya : hak pilih
bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi untuk
melangsungkan atau membatalkan transaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi
masing-masing pihak yang melakukan transaksi.
Menurut ulama fiqih khiyar syarat yaitu:
اَنْ يَكُوْنَ ِلأَحَدِالْعَاقِدَيْنِ اَوْلِكِيْلَهُمَا اَوْ
لِغَيْرِهُمَاالْحَقِّ فىِ فَسْحِ الْعَقْدِاِوْاِمْضَائِهِ خِلاَلَ مُدَّةٍ
مَعْلُوْمَةٍ
Artinya’’ sesuatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang aqad
atau masing-masing yang aqad atau selain kedua belah pihak yang aqad memiliki
hak atas pembatalan atau penetapan aqad
selama waktu yang ditentukan.
Khiyar
majlis menurut pengertian ulama’ fiqih
اَنْ يَكُوْنَ لِكُلِّ مِنَ الْعَا قِدَيْنِ حَقٌّ فَسْحُ الْعَقْدِ
مَادَامَ فِى مَجْلِسٍ الْعَقْدِ لَمْ يَتَفَرَّقَاَ
بِاَبْدَانِهَايُخَيِّرُاَحَدُهُمَااْلا خَرَ فَيُخْتَارُ لُزُوْمُ اْلعَقْدِ
Artinya: ‘ hak bagi semua pihak yang
melakukan ajad untuk membatalkan akad selagi masih berada di tempat akad dan
kedua pihak belum berpisah. Keduanya saling memilih sehingga muncul kelaziman
dalam akad.
Menurut ulama fiqih arti khiyar ‘aib(cacat) yaitu:
اَنْ يَكُوْنَ ِلأَحَدِالْعَاقِدَيِنِ الْحَقَّ فِى فَسْخِ
الْعَقْدِاَوْاِمْضَاءِهِ اِذَا وُجِدَ عَيْبٌ فِى اَحَدِ الْبَدْ لَيْنِ وَلَمْ
يَكُنْ صَا حِبُهُ عَالِمًابِهِ وَقْتَ الْعَقْدِ
artinya:
keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan
akad atau menjadikannya.
Cara menggugur kan khiyar ada tiga:
a. .penggguran jelas (sharih)
b. Pengguran dengan dilalah
c. Pengguguran khiyar dengan kemadaraatan.
Membatalkan atau menjadikan akad dapat
terjadi dengan adanya kemadaratan dengan adanya maksud (niat) dan khiyar
(pilihan).
Tujuan khiyar ialah agar orang-orang yang melakukan transaksi perdata tidak dirugikan dalam transaksi yang mereka
lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai
dengan sebaik-baiknya.
Pada dasarnya khiyar pada jual beli diperbolehkan. Akan tetapi tergantung
ketika akad jual beli berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahman.dkk..fuqh muamalah,(jakarta: kencana, 2010).
Http://stitattaqwa.blogspot.com/2012/06/fiqh-muamalah-khiyar.html
Ibnu rusdy, tarjemah bidayatul al-mujtahid,
(semarang : as-syifa, 1990) juz iii
Prof.dr. H. Rahmat syafei,2000, fiqih muamalah,
bandung, pustaka setia bandung
Qosim al-ghozali, 1991, fat-thul qorib,
surabaya, al-hidayah terj. Acmad sunarto
Terimakasih Telah Membaca Artikel Ini
Semoga Bermanfaat!!
Budayakanlah Berkomentar Untuk Kemajuan Blog Ini.
IZIN COPY
BalasHapusJazaakunallah khoir blog nya 👍
BalasHapus